Rasanya tinggal menghitung hari menuju tanggal
kelahiranku
Tak ingin aku beranjak dari 17 tahunku ini
Aku belum siap untuk menjadi dewasa
Aku masih dalam proses menuju kedewasaan
Ya, yang aku tahu. 18 tahun itu adalah umur yang
cukup matang
Yang sudah bisa menerima segala sesuatu dengan
keikhlasan
Termasuk rasa kehilangan yang masih sangat rentan
teringat dipikiranku
Aku masih seperti anak kecil
17 tahun memberiku banyak sekali kenangan
Terutama kenangan indah yang pernah aku lalui
bersamamu
Tak pernah terbesit sedikit pun di otakku untuk
menghapusnya
Justru aku akan menyimpannya dalam wadah yang
kunamakan; hati
Di 18 tahunku ini. Aku sudah tidak melaluinya
denganmu lagi
Kesendirianku ini adalah sebagai tantangan agar
aku dapat tegar
Tegar menerima kenyataan bahwa, kita sekarang
berpisah
Teramat sedih jika aku membicarakan hal ini
Air mataku sangat sensitif ketika aku membicarakan
sosokmu
Seorang laki-laki yang hampir 2 tahun pernah
mengisi hari-hariku
Tapi apa daya, tali yang sewaktu-waktu bisa putus
tanpa alasan
Begitu pun antara hubunganku denganmu
Sampai detik ini, disaat aku masih menuliskan
sepucuk puisi ini
Aku masih saja menangis, menangis karena selalu
terbayang senyum indahmu yang mungkin tak akan pernah kulihat lagi
Menangis karena sudah tidak ada kamu lagi di 18
tahunku ini
Oh, Tuhan. Teramat sakit rasanya
Ketika waktunya tiba, aku memiliki harapan kecil
Berharap semoga kamu masih mengingat tanggal 16 di
bulan Oktober
Berharap kamu masih mengingatku. Tidak sungkan
untuk memberikan ucapan “selamat ulang tahun” untukku
Sederhana sekali memang, tapi jika asaku tak
sampai, entahlah akan seperti apa ke-esokan harinya
Tuhan, izinkan aku merasakan kebahagiaan kecil itu
Kutitipkan sepucuk puisi sederhana ini untuknya
Bisikkan padanya bahwa aku sangat mengharapkan
ucapan darinya
Semoga ada keajaiban di 16 Oktober 2013, nanti,
Aamiin....
Peni Guslianti Jum’at, 11 Okt.
13 20:39
Tidak ada komentar:
Posting Komentar