image from 100 dreams of Peni Guslianti |
Ketika
di perjalanan pulang rasanya ingin cepat-cepat sampai rumah. Aku tak kuat
menahan kuatnya angin dan derasnya air hujan yang menghantam tubuh mungilku.
Aku sangat menggigil, kulitku mulai mengeriput karena hujan tak kunjung reda.
Sesampainya di rumah, aku langsung mandi dan makan. Lega rasanya kalau sudah
tiba di rumah. Tapi ternyata ayahku belum pulang, padahal biasanya beliau yang
pulang lebih cepat dariku.
Aku
dan mamah pun panik kenapa sampai malam ayah belum juga pulang, tak berkabar
dan dihubungi pun tak bisa. Cemas. Iya! Bagaimana tidak, di luar masih hujan
tapi ayah belum juga pulang. “tiiiiiiiiiiin” bunyi klakson motor yang sangat
berisik. “Wah! Ternyata ayah sudah pulang. Akhirnya!”. Ketika melepas jas
hujan, ayah mengatakan padaku bahwa aku lolos seleksi beasiswa dan tidak
tanggung-tanggung aku termasuk 8 orang terpilih dari PT tempat ayah bekerja.
“duaarrrrr!” luar biasa sekali perasaanku. Kaget, senang, dan haru. Sungguh,
ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Ternyata usahaku tidak sia-sia.
Langkah demi langkah kuayunkan untuk selalu berusaha mewujudkan mimpiku satu
per satu. Make you are dream and than you are make it happen!
Alhamdulillah
Ya Allah. Terimakasih atas segala nikmat dan karunia-Mu. Engkau memang tak
pernah tidur dan selalu mendengarkan segala do’a hambanya yang selalu berusaha.
Mah,
pak. Mimpi peni ngga hanya sampai sini saja. Masih banyak cara untuk terus
membahagiakan kalian. Selalu do’akan anakmu ini ya mah, pak, semoga bisa
menjadi orang yang bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga, dan orang lain.
Aamiin.
Regards
Pecinta
Cokelat
Subhanallah.... jikalau mimpi itu 100 maka bermanfaatlah bagi orang banyak senilai 100 juga.
BalasHapus