Rabu, 04 Juni 2014

Be a Proffesional Teacher




Aku kaget loh ketika kamu memposting catatanmu di facebook dengan latar fotoku. Langsung kubaca dan aku menangis. Bukan lebay loh, ya. Hehehe. Tapi sungguh, aku merasakan perjalanan yang cukup berat yang mungkin belum kamu ketahui.
 
Iya! Dulu kita masih bau kencur, setiap tepat jam 6 pagi aku berangkat mengaji dengan semangat yang berapi-api. Tak peduli jauhnya jarak antara rumahku dengan TPA tempatku menuntut ilmu. Yang ada dipikiranku adalah, aku harus bisa mengaji dan harus bisa membaca Al-Qur’an sebelum aku memasuki jenjang pendidikan formal yang lebih tinggi lagi.

Sahabatku, dulu kita juga pernah mengkhayal sebagai anchor berita; pembawa berita. Aku berperan sebagai anchor dan kamu sebagai reporter yang sedang terjun di TKP atau bahkan kita saling bertukar peran. Kita berdialog seolah-olah sedang menyiarkan berita secara langsung dan ditonton jutaan pasang mata di seluruh Indonesia. Hehehe. Itu hal yang sangat lucu, bukan?

Oh iya. Cita-cita yang sewaktu kecil masih abstrak, kini sekarang terlihat semakin konkret. Aku pengin deh, suatu hari nanti kita punya sekolah khusus anak-anak yang kurang mampu. Semoga terlaksana ya aamiin.



Regards

Pecinta Cokelat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar